METODE
FILSAFAT DAN METODE PENELITIAN FILSAFAT
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi
salahsatu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
HASAN
NURDIN
NIM : 1211101003
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT
FAKULTAS UHSULUDIN
UIN SUNAN GUNUNG JDATI BANDUNG
Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt. Atas segala limpahan karunia yang tidak
terhingga. Shalawat dan salam semoga selalau tercurahkan kepada Nabi akhir
zaman, Muhamad Saw., yang memiliki akhlak yang mulia sebagai surituladan.
Alahamdulilah saya sangat bersyukur sekali bisa menyelesaikan makalah saya
dengan semaksimal mungkin namun saya pun menyadari bahwa makalah ini beleum
sempurna, maka dari itu mudah-mudahan makalah ini bisa menghidupkan diskusi
kita guna menambah pengetahuan kita dalam mengertiakan filsafat
Daftar isi
Pengantar
.......................................................................................................................................2
Bab
I
Pendahuluan
...................................................................................................................................
3
Bab
II
Pembahasan
....................................................................................................................................
4
1.
Pengertian filsafat
..............................................................................................................
4
2.
Apa itu metode?
.................................................................................................................
5
3.
Metode dan Filsafat
............................................................................................................
6
4.
Apa itu penelitian................................................................................................................
6
5.
Metode penelitian
...............................................................................................................
7
6.
Metode penelitian filsafat
..................................................................................................
8
Bab
III
Kesimpulan
....................................................................................................................................
9
BAB
l
Pendahuluan
Untuk mempelajari sesuatu yang bersifat
pengetahuan atau ilmu, maka diperlukan sebuah cara atau metode guna mempermudah
dalam mempelajari sesuatu yang akan kita kajai, begitu pula ketika kita
mempelajari filsafat, namun cara memperlajari filsafat menurut Prof.Dr.Ahmad Tafsiryang
berjudul filsafat umum ia itu, ada tiga macam ; metode mempelajari Filsafat,
metode sistematis, dan metode keritis, nah, oleh karna itu seseorang yang akan
mempelajari filsafat, khususnya mahasiswa yang mempelajari filsafat, harus
mengetahui metodenya, meskipun filosof terdahulu berfilsafat tidak mempelajari
filsafat secara harafiah, namun secara tidak langsung, filosof terdahulu sudah
berfilsafat dengan metodenya. Filsafat ia lah menemukan kebenaran yang
sebenarnya, jika kebenaran sebenarnya disusun secara sistematis, secara tidak
langsung itu adalah bagian dari metode. Pada dasarnya metode akan diperlukan
oleh manusia yang mempelajari suatu ilmu. Demikian untuk mendapatkan
pengetahuan, sama saja dengan para filosof terdahul, dengan metode indra berupa
pengamatan fisik, kemudian dengan akal berupa berfikir sistematis, dan
menghayati realitas pengetahuan yang dilakukan oleh hati.
Berfikir adalah suatu kerja akal untuk
memndapatkan pengetahuan, dan pengetahuan akan selalau berkembang dari zaman ke
zaman, sehingga perlu adanya penelitian sebagai kerja ilmiah maka diperlukan
metode penelitian. Kehidupan manusia meliputi berbagai aspek, misalnya filsafat
berhadapan dengan kekuasan maka lahirlah filsafat polotik, ketika filsafat
dihadapkan dengan alam maka lahirlah filsafat alam, ketika filsafat dihadapkan
dengan pendidikan maka lahirlah filsafat pendidikan, begitu pula ketika
filsafat dihadapkan dengan ekspresi keindahan maka lahirlah filsafat seni, dan
masih banyak yang lainnya, tetapi bagimana ketika fulsafat dihadapkan dengan
Agama?, apa yang akan terjadi di masyarakat ketika filsafat dihadapkan dengan
agama?, tentunya akan menjadi permasalahan bersar terhadap filsafat dengan
agama dikalangan masyarakat umum, maka filsafat akan dipandang negatif,
dikarnakan agama adalah sesuatu yang sacral yang tidak boleh di keritisi, sedangakan
filsafat bersifat keritis terhadap sesuatu. Tidak sedikit orang agamawan Islam benci
dengan ajaran filsafat, dikarnakan filsafat buatan orang kafir dan yang namanya
kafir itu haram dan harus di perangi, sehingga meraka benci terhadap ajaran
filsafat, seperti yang saya alami ketika saya baru lulus sekolah, saya ditanya
oleh salah satu guru say, dia bertanya “san lulus sekolah mau kemana, mau kerja
atau kuliah?” jawab saya “kuliah pak” Tanya balik “emang Hasan mau kuliah
dimana?” jawab saya “ke UIN Bandung” Tanya balik “Hasan mau ngambil jurusan
apa?” jawab saya “mau ngambil Jurusan Aqidah Filsafat” mendengar itu guru saya
langsung mengeluarkan setetmentnya, dia berkata “kenapa kamu ngambil jurusan
filsafat, saran bapak lebih baik kamu jangan ngambil jurusan filsafat”. Cerita
di atas menggeambarkan bahwa mereka berfikir negatif terhadap filsafat, nah,
disinilah peran metode di perlukan untuk mempelajari filsafat secara baik dan
benar.
BAB II
Pembahasan
“kemajuan manusia diawali dengan kesadaran diri, dikarnakan mereka memahami sebuah pengertian”
1.
Pegertian filsafat
Sala satu pehlawan Indodensia yang pernah menjabat
sebagai wakil presiden RI pertama, ia itu yang bernama M. Hatta, mngemukakan
pengertian filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan terlebih dahulu (Hatta;
1966 :1:3) nanti bila orang telaha banyak membca atau mempelajari filsafat,
orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut konotasinya.
Tetapi untuk mengawali belajar filsafat alangkah baiknya, kita mengetahi
sedikit tentang pengertian filsafat dari filosof terdahulu, begitu pula kita sebagai
mahasiswa baru yang mempelajari filsafat, sedikitnya harus mengetahui pengatar
kerarah filsafat dengan memahami pengertian filsafat dari orang lain.[1]
Secara filosofis, kesukaran memberikan definisi di filsafat
di sebabkan oleh hal –hal berikut: setiap orang berhak memberikan definisi
filsafat sesuai dengan pengetahuan sebatas yang diketahuinya, oleh karna itu
perbedaan dalam memberikan definisi, menjadi hal yang waja, dan wajar sekali
ketika M. Hatta mengemukakan pengertian filsafat seperti itu. Tetapi untuk
mengawali belajar filsafat alangkah baiknya, kita mengetahi sedikit tentang
pengertian filsafat dari filosof terdahulu atau orang lain, tetapi tidak untuk
harus memutlakan fikiran orang lain kepada femikiran kita, melainkan harus
menjadi bahan pertimbangan dalam fikiran kita.
Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa
bahasa, ia itu bahasa inggris dan bahasa Yunani, dalam bahasa Inggris ,iaitu”philosophy” sedangkan dalam bahasa
Yunani “philein” atau “philo” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi,
kata tersebut pada awalnya berasal dari kata Yunani. “philos” artinya cinta, sedangkan “sophio” artinya kebijaksanaan, oleh karena itu, para akhli filsafatI di sebut dengan filosof, yakni ornga yang mencintai
kebijaksanaan atau kebenaran. Tetapi filosof bukan orang yang bijaksana atau
berpegang teguh kebenaran, melainkan sedang belajar mencarai kebenaran atau
kebijaksanaan.[2]
Filsafat adalah pencaraian kebenaran melalaui
berfikir yang sistematis, artinya pembicangaan atas segala seseuatu dilakukuan
secara teratur mengikuti sistem yang berlaku sehingga tahapan-tahapannmya mudah
diikuti.Berfikir sistematis tentu tidak loncat-loncat, melainkan mengikuti
aturan yang benar.
Untuk belajar filsafat ,maka kita harus mengetahui
historis atau sejarah filsafat itu sendiri, dari mana kata filsafat ini di
kemukaan secara umum, sehingga masyarakat tahu secara umum filsafaat ituseparti
apa. Atas tradisi kuno bahwa “filsuf”
(philosophos) untuk pertamakalinya dalam sejarah filsafat di pergunakan
oleh Pythagoras (pada abad ke-6 SM) tetapi kesaksaian sejarah tentang kehidupan
dan aktivitas Pythagoras demikian tercapur dengan legenda-legenda sehingga
kebenaran tidak dapat dibedakan dari reka-rekaan saja. Demikian halnya juga
dengan hikayat yang mengesahkan bahwa nama “Filsuf” ditemukan oleh ptyhagoras.[3]
Yng pasti ialah bahwa dalam kalangan sokrates dan phalato abad (ke-5 SM) nama“filsafat
dan filsuf sudah lajim dipakai. Dalam dialog pelato yang berjudul phaidrosmisalnya kita membaca : nama
orang bijaksana, terlalau luhur untuk memenggil seorang manusia dan lebih cocok
untuk seorang Dewa. Lebih baik ia dipanggil Philosophos, mencintai
kebijkasanaan. Nama ini lebih pantas dengan makhluk insane. Perkataan plato
tadi menunjukan suatu aspek penting dari istilah kata philosophia.
Ternyata yang menamakan filsafat itu filsafat
adalah Pythagoras, kita dapat mengetahuinya dikarnakaan ada dokumen secara
tertulis, sehingga kita dapat mengetahuinya dengan jelas, seperti teks yang di
atas, menerangkan yang menamakan kata filsafat tersebut.
Sebelum lahirnya filsafat Islam, baik ditimur
maupun di dunia Barat telah mendapatkan bermacam-macam alam fikiran,
diantaranya yang terkenal ialah pikiran mesir kuno, pikiran Iran, fikiran cina
dan fikiran Yunani jadi fikiran –fikiran
iran dan India sedikir banyak telah memberikan sumbangan pada memberntukan pada
pembentukan filsafat Islam, tetapi yang tampak jelas hubungannya, bahkan
menjadi sumber (bukan dumber utama) bagi filsafat Islam ialah filsafat Yunanai.[4]
Ternyata ajaran filsafat hamper semuanya menginduk
kepada filsafat Yunanai, filsafat Yunanai menjadi bahan acuan untuk awal
perkenalan atrau pembelajaran filasafat, bahkan untuk mengetahui asal-usul
filsafat kita harus tahu dulu sejarah filsafat Yunani dari mualai Thales,
Anaxmander, Pytagoras, Heraklitus, Pramindes, Sokrates, Demokritus, Plato,
Aristitoles, dan Lain-lian[5].
Secara terminologi, filsafat mempunyai arti yang
bervariasi. Juhaya S. Pradja (200:2) mengatakah bahwa arti yang sangat Formal
dan filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang di jungjung tinggi, suatu sikap yang bernar adalah sikap yang
keritis dan mencari. Sikap itu sikap toleran dan terbuka dalam melihat persolan
dengan berbagai sudut pandangan dan tanpa perasangka. Berfilsafat tidak hanya
berarti membaca dan mengetahi filsafat,.Seseorang membolehkan berargumentasi.
Memakai teknis analisis, serta mengetahui sejumlah bahan pengetauhuan sehingga
ia memikirakan dan mersakan secara filsafat. Filsafat mengantarkan semua yang
mempelajarinya kedalam refleksi pemikiran yang medalam dan penuh dengan hikmah.
2.
Apa itu metode
Metode bersal dari kata Yunani Methodos, sumbangan kata depan meta
(ialah : menuju, melalaui, mengikuti, sesudah), dan kata benda hodos (ialah : jalan, Perjalanan, cara,
arah). Kata Methodos sendiri lalau berarti : penelitian, metode ilmiah,
hipotesa ilmiah. Metode ialah: cara bertindak menurut system aturan tertentu.
Maksud metode ialah : seupaya kegiatan praktis terlksana secarea rasional dan
terarah, agar mencapai hasil optimal[6]
3.
Metode dan
Filsafat
Apa hubungan metode dan filsafat, sangat berhubungan sekali karena secara tidak
langsung filsafat pun membutuhkan metode untuk mempermudah dalam berfilsafat,
dan untuk mempelajari filsafat ada tiga macam, ia itu metode mempelajari
filasafat, metode sistematis, dan metode keritis.
Menggunakan metode sistematis, berarti pelajar
menghadapi karaya filsafat. Mislanya mula-mula pelajar menghadapi teori
pengetahuan yang terdiri atas bebrapa cabang filsafat, setelah itu ia
mempelajari teori hakikiat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari
teori nilai atau filadafat tatkala membahas setiap cabang atau cabang itu,
aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode ini
perhatian kita terpusat pada isi
filsafat, bukan pada tokoh atau pun perode
Adapun metode historis digunakan bila para pelajar
mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarah, jadi sejarah pemikiran ,
ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya
dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan
riwayat hidupnya, pokok ajarannya, lantas dalam teori pengetahuan, teori
hakikat, maupun dalam teori nilaiu. Lantas setelah mengetahui thales dari mulai
pemikiranya, dilanjutkan lagi misalnya Heraklitus, Pramendes, Sokrates,
Demokritus, Plato, dan tokoh-tokoh lainnya.[7]
Metode kritis digunakan oleh mereka yang
mempelajari filsafat tingkat intendif.Pelajar haruslah sedikit-banyak telah
memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama haruslah sedikit-sedikit telah
memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama memahami isi ajaran, kemudian
pelajar menagajukan keritiknya. Keritik itu dalam bentuk menantang, dapat juaga
mengeritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya sendiri atau pun menggunakan
filsafat lain.Seperti itulah pandangan metode pembelajarn filsafat, menurut
Prof. Ahmad Tasfsir.
4.
Apa itu penelitian ?
Penelitian adalah terjemaah dari kata Inggris
research.Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti “kembali” dan
to search yang berarti “mencari”. Dengan demikian research atau riset adalah
“mencarai kembali”
Menurut kamus Webster’s
new international, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis
dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidiakn yang amat cerdik
untuk menetapkan seseuatu. Menurut seorang Ilmuan, hillay (1956) menyatakan bahwa penelitian tidalain adalah suatu
metode setudi yang dilakukuan seseorang melalui, sehingga diperoleh pemecahan
yang tepat terhadap suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian
juaga merupakan metode berfikir secara kritis.
Whitney
mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini ;
1. Penelitian adalah pencarai atas sesuatu (inquriry)
secara sisitematis dengan penekanan bahwa pencarian iniu dilakukan terhadap
masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946)
2. Penelitian adalah seuatu pencaraian fakta menurut
objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan
salil atau hokum. (John, 1949)
3. Penelitian adalah transpormasi yang terkendalikan
atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyatan-kenyatan yang ada padanya
dan hubungannya, seperti menghubungkan unsure dari situasi orsinil menjadi
suatu keseluruahan yang bersatu padu. (Dewwy.1936)
4. Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thingking)
(Woody, 1927)
Dari tanggapan serta defenisi-defenisi tentang
penelitian, maka nyat bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang
terorganisir.Selain itu penelitian juga bertujuan untuk mengubah
kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima ataupun mengubah dalil-dalil dengan
adanya aplikasi dari dalil-dalil tersebut.
Dari ditulah penelitian dapat diartikan sebagai
pencarian pengetahuan dan pemberi arati yang hati-hati dan kritis untuk
menemukan seseuatu yang baru
5.
Metode
penelitian ?
Metode
penelitian adalah cara ilmuah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
Cirri ilmiah :
Rasional, Empiris dan Sistematis
Syarat data
untuk penelitian :
a.
Valid (drajat
ketepatan)
b. Reliabel (drajat konsistensi /keajegan)
c.
Objektif
(Interpersolnal Agreement)
Data yang valid
maka reliable dan Objektif, tetapi tidak sebaliknya.
Data valid
diperoleh dengan cara:
a.
Menggunakan
instrument penelitian yang valid.
b. Menggunakan sumber data yang tepat dan cukup
jumlahnya
c.
Menggunakan
metode pengumpulan data yang tepat /benar.
Data realibel
diperoleh dengan cara :
·
Menggunakan
instrument penelitian yang realibel
Dan objektif
diperoleh dengan cara :
·
Menggunakan
sempel atau sumber yang benar (jumlahnya mendekati populusi).
Tujuan
penelitian, secara umum :
1.
Penemuan
2. Pembuktian
3.
Pengembangan
Kegunaan
penelitian, secara umum :
1.
Memhami masalah
2. Memecahkan masalah
3.
Mengantisipasi
masalah
6.
Metode Penelitian Filsafat
metode penelitian filsafat adalah mencari cara berfikir
filsafat dari mulai abad sebelum masehi sampai sekarang, dan salah satu sayrat
kevalidan untuk memperkuat bahwa itu hasil pemikiran filosof terdahulu maka
harus ada bukti teks tual, yaitu menemukan catatan atau dokumen dahulu untuk
memperkuat bahwa pemikiran yang kita temukan itu benar-benar dari filosof
terdahulu dikumpulkan secara sistematis, darimulai pemikiran abad sebelum Masehi
sampai sekarang ini, maka ketika kita sudah mampu mengumpulkan pemikiran
filsafat dan di susun secara sistematis, maka bisa dikatakan itu semua hasil
metode penelitaian filsafat
Bab III
Kesimpulan
Jadi secara garis besar metode filsafat dan metode penelitian filsafat itu
adalah bagian terpenting untuk mengawali kita mempelajarai fisafat, dan
filsafat akan selalu berkaitan dengan Yunani dikarnakan filsafat Yunani
mempunyai dokumen dan catatan yang sistematis, sehingga semua orang dapat
membacanya secara mudah karna konon Yunani itu terbuka dalam segi keilmuan maka
pada saat itu mereka dapat mempelajari filsafat secara mudah, dan filsafat akan
selalau berkaitan dengan metode, karena metode akan membantu kita untuk
mempelajari filsafat, jadi kita secara tidak langsung wajib untuk mengetahui
metode filsafat guna mempermudah kita mempelajari dan memahami filsafat
Daptar pustak
Drs. Sumandi
Suryabarata. MA,Ed.S. Metodologi Penelitian. Universitas Gadjah Mada
Prof. Dr. H.
Sirajuddin Zar, M.A. Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya
Dr. Anton Bakker,
Metode, Metode Fisafat
Mark B. Woodhuse,
Berfilsafat sebuah langkah awal
Prof. Drs. Ahmad
Tafsir, Filsafat Umum, pengantar Filsafat”akal dan hati sejak thales sampai
capra
[1]
Prof. Drs. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum,
pengantar Filsafat”akal dan hati sejak thales sampai capra
[2]
Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A.
Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, hal 7
[3]
Prof.
Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A. Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, hal 8
[4]
Dr. Anton Bakker, Metode, Metode
Fisafat hal 9
[5]
Mark B. Woodhuse, Berfilsafat sebuah
langkah awal
[6]
Dr.
Anton Bakker, Metode, Metode Fisafat hal 3
[7]
Drs. Sumandi Suryabarata. MA,Ed.S.
Metodologi Penelitian. Universitas Gadjah Mada
0 komentar:
Posting Komentar