KEGUNAAN DAN
TUJUAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SECARA PRAKTIS
I.
Latar
Belakang
Ada yang memandang
filsafat sebagai sumber segala kebenaran yang mengharapkan dari filsafat
kebahagiaan hakiki dan jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan.
Akan tetapi ada pula yang menganggap bahwa filsafat tidak lain dari pada “Obrolan Belaka”, ”Omong Kosong” yang sama sekali tak ada artinya bagi kehidupan sehari-hari. Yang meragukan banyak orang ialah banyaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, pendapat-pendapat dan aliran-aliran yang sering banyak bertentangan satu sama lain. Inilah sebabnya pengantar filsafat yang melulu melalui “Historis” itu biasanya menimbulkan banyak salah paham dan mengecewakan. Dari uarian diatas jelaslah bahwa betapa besar kepentingan filasafat bagi perwujudan dan pembangunan hidup kita dan harus kita akui tentang terbatasnya kemampuanan budi manusia dalam usahanya untuk memecahkan soal-soal tentang “Ada”, tentang manusia dan dunia ,tentang hidup dan Tuhan.
Akan tetapi ada pula yang menganggap bahwa filsafat tidak lain dari pada “Obrolan Belaka”, ”Omong Kosong” yang sama sekali tak ada artinya bagi kehidupan sehari-hari. Yang meragukan banyak orang ialah banyaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, pendapat-pendapat dan aliran-aliran yang sering banyak bertentangan satu sama lain. Inilah sebabnya pengantar filsafat yang melulu melalui “Historis” itu biasanya menimbulkan banyak salah paham dan mengecewakan. Dari uarian diatas jelaslah bahwa betapa besar kepentingan filasafat bagi perwujudan dan pembangunan hidup kita dan harus kita akui tentang terbatasnya kemampuanan budi manusia dalam usahanya untuk memecahkan soal-soal tentang “Ada”, tentang manusia dan dunia ,tentang hidup dan Tuhan.
Oleh karena itu
sangatlah penting untuk mengetahui kegunaan dan tujuan filsafat, khususnya
secara praktis.
II.
Pembahasan
A.
Pengertian
Filsafat
Memberikan
definisi filsafat bukan perkara mudah. Tiap filosof mempunyai definisi
masing-masing tentang filsafat. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan
konotasi filsafat, pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda dari
filosof itu sendiri. Berikut definisi filsafat dari berbagai filosof.
Plato
“Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli”.
Aristoteles
“Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan
estetika”.
Al
Farabi :Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana
hakekatnya yang sebenarnya”.
Mempelajari
filsafat bisa membeningkan cara pandang, dimulai dengan pengakuan akan
kebebalan seperti dikemukakan Socrates “saya tahu bahwa saya tidak tahu
apa-apa”. Lewat kesadaran inilah kemudian kita berusaha untuk memahami
kata-kata, memahami kembali peristiwa-peristiwa dan kebiasaan-kebiasaan yang
sudah dianggap lazim. Pengakuan akan kebebalan secara otomatis akan menggiring
kita kepada kesadaran cinta pada kearifan.
Siapa
pun yang yang dengan perhatian secara terbuka tanpa prasangka dalam melihat
segala sesuatu akan mengalami kemunculan rasa heran. Rasa heran menyebabkan
orang tersentak bangun dan mulai memeriksa kembali apa yang sebelumnya dianggap
biasa-biasa saja. Rasa heran itu kemudian melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang
diikuti dengan usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehingga
mengetahui dan memahaminya.
Tetapi
apakah setelah mengetahui dan memahami maka rasa heran akan menjadi musnah.
Dalam kegiatan bertanya-tanya rasa heran terus memuncak-muncak. Setiap dapat
satu jawaban, jawaban itu menjadi objek rasa heran yang baru.
Mempelajari
filsafat bisa mengeluarkan manusia dari rutinitas yang membosankan menuju
rutinitas yang mengasyikkan. Rutinitas
adalah jebakan kebiasaan. Dengan rutinitas manusia melewatkan segala kejadian
dengan biasa-biasa saja. Namun begitu kita mau berhenti sejenak untuk
memperhatikan gejala-gejala benda-benda dan diri orang lain, kita akan
menemukan sesuatu yang aneh. Dan mulai mencari jawaban atas keanehan tersebut.
B.
Pendapat
Filosof Tentang Kegunaan dan Tujuan Filsafat
1. Plato. Beliau berpendapat bahwa “berpikir dan
memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi
predikat sebagai keinginan yang maha berharga”.
2. Maurice
Marleau Ponty, Beliau berpendapat bahwa “Jasa dari filsafat baru ialah terletak
dalam sumber penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber
itu kita bisa berpikir tentang manusia”.
3. Alfred
North Whitehead. Beliau berpendapat bahwa “filsafat itu adalah keinsyafan dan
pandangan jauh kedepan dan suatu kesadaran akan hidup pendeknya, kesadaran akan
kepentingan yang memberi semangat seluruh usaha peradaban”.
C.
Kegunaan
dan Tujuan Filsafat Secara Praktis
Daya
upaya manusia untuk memikirkan seluruh kenyataan dengan sedalam-dalamnya itu
tak dapat tiada pasti berpengaruh atas kehidupannya. Hingga dengan sendirinya
bagian filsafat yang teoritis akan bermuara pada kehendak dan perbuatan yang
praktis. Seseorang menginginkan pengertian agar dapat berbuat menurut
pengetahuan yang kita peroleh itu.
Perbedaan pendapat
antara orang yang berfilsafat dan orang yang tidak berfilsafat boleh dikatakan
terletak dalam sikap mereka terhadap hidup manusia. “ Hidup’’ disini meliputi segala
sesuatu yang dialami dan dirasakan manusia dalam dirinya sendiri sekaligus yang
dirasakan, dialami atau diderita pula oleh orang lain. Filsafat mengajarkan kita
hidup lebih sadar dan bijak, Memberikan pandangan tentang manusia dan hidupnya
yang menerobos sampai inti sarinya, Sehingga kita dengan lebih tegas dapat
melihat baik keunggulannya, kebesaranya maupun kelemahannya dan
keterbatasannya.dari pengetahuan ini dapatlah kita peroleh perhatian bagi sifat
kepribadian yang menyendirikan setiap orang. Dan hati kita terbuka buat
“Rahasia” yang menjelma dalam setiap perseorangan yang akhirnya berarti hati
kita tetbuka bagi sumber segala rahasia ialah Tuhan.
Seorang yang bijaksana
akan memiliki kemugkinan yang paling tepat dalam usahanya mencapai “Kesejahteraan
hidup” karena ia mempunyai wawasan yang tepat dan mendalam. Dia berusaha
mengerti apa artinya hidup dan dirinya dengan segala maslah yang muncul dan
yang ia hadapi. Disamping itu filsafat memberikan petunjuk dengan metode
pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya kita dapat menyerasikan
antara logika,Rasa,Rasio, pengalaman dan agama didalam usaha manusia mencapai
pemenuhan kebutuhannya dalam usaha yang lebih lanjut yaitu “mencapai hidu yang
sejahtera”.
Dalam hal ini manusia
tidak dengan begitu saja menceburkan diri kedalam salah satu perbuatan atau
situasi, karena ia selalu sadar, bahwa ia berbuat tentang suatu atau tidak
berbuat tentang suatu itu. Disini peranan filsafat ialah secara kritis
menyerasikan kehidupan manusia, sehingga tampak hidup manusia serta arah yang
mendasarinya didalam usaha mereka mencapai kesejahteraan hidup tadi.
D. Kegunaan dan Tujuan Filsafat Secara
Umum
1. Dengan
berfilsafat kita lebih menjadi manusia lebih mendidik dan membangun diri
sendiri. Sifat yang khusus bagi seorang filsuf ialah bahwa sesadar-sadarnya apa
saja yang termasuk dalam kehidupan manusia, Tetapi dalam pada itu juga
mengatasi dunia itu, Sanggup melepaskan diri, menjauhkan diri sebentar dari
keramaian hidup dan kepentingan-kepentingan subyektif untuk menjadikan hidupnya
sendiri itu obyek peyelidikannya. Dan justru kepentingan-kepentingan dan
keinginan-keinginan subyektif itu maka ia mencapai keobyektifan dan kebebasan
hati, Yang perlu buat pengetahuan dan penilaian yang obyektif dan benar tentang
manusia dan dunia. Dan sifat ini, sifat mengatasi kesubyektifan belaka, Sifat
melepaskan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan sendiri,
2. Berusaha
mempertahankan sikap yang obyektif mengenai intisari dan sifat-sifat
objek-objek itu sendiri. Bila seseorang semakin pantas di sebut “berkepribadian”,
semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, Semakin memiliki “kebijaksanaan”.
3. Mengajar
dan melatih kita memandang dengan luas dan menyembuhkan kita dari sifat Akuisme
dan Aku sentrimisme. Ini berhubungan erat pula dengan “Spesialisasi” dalam ilmu
pengetahuan yang membatasi lapangan penyelidikan orang sampai satu aspek
tertentu dari pada keseluruhan itu. Hal inilah dalam ilmu pengetahuan memang
perlu akan tetapi sering membawa kita kepada kepicikan dalam pandangan,
Sehingga melupakan apa saja yang tidak termasuk lapangan penyelidikan itu sendiri,
Sifat ini sangat merugikan perkembangan manusia sebagai keutuhan maka obatnya
yang paling manjur ialah “pelajaran filsafat”
4. Agar
menjadi orang yang dapat berpikir sendiri.
Dengan latihan akal yang di berikan dalam filsafat kita harus menjadi orang yang sungguh-sungguh “berdiri sendiri” / mandiri terutama dalam lapangan kerohanian, mempunyai pendapat sendiri. Jika perlu dapat dipertahankan pula menyempurnakan ara kita berpikir, hingga dapat bersikap kritis, melainkan mencari kebenaran dalam apa yang dikatakan orang baik dalam buku-buku maupun dalam surat – surat kabar dan lain –lain.
Dengan latihan akal yang di berikan dalam filsafat kita harus menjadi orang yang sungguh-sungguh “berdiri sendiri” / mandiri terutama dalam lapangan kerohanian, mempunyai pendapat sendiri. Jika perlu dapat dipertahankan pula menyempurnakan ara kita berpikir, hingga dapat bersikap kritis, melainkan mencari kebenaran dalam apa yang dikatakan orang baik dalam buku-buku maupun dalam surat – surat kabar dan lain –lain.
III.
Kesimpulan
Filsafat dan
mempelajari filsafat sangat penting untuk mengukur suatu kebenaran,dan
penghayatan akan kebenaran dalam kehidupan manusia. Cuma manusia yang bisa
berpikir dan bersama filsafat kemudian kita dihadapkan pada kedalaman akan arti
realitas, Relitas kenyataan, realitas fungsi, Jika dikatakan bahwa filsafat
bagian eksistensial kesadaran manusia maka filsafat selalu diuji untuk menjawab
persoalan kehidupan manusia baik itu praktis kehidupan sehari-hari dan memberi
penjelasan praktis dan tentu saja akan mengarah pada hakikat sesuatu.
Dalam pengkajian suatu
pengetahuan akan dicari fungsi praktisnya, Pembahasan tentang pengetahuan filsafat
sangat luas dan memiliki bagian utama pembahasan,misal tentang ontologi, epistemologi,
Etika, Estetika, Filsafat juga masuk ke wilayah yang lebih khusus misal
filsafat manusia, filsafat politik, filsfat agama, filsafat social, filsafat
administrasi, filsafat teknologi. Segala yang melatarbelakangi tindakan manusia
tentu ada system pemikiran, logika pemikiran, dan keyakinan akan pemikiran yang
mendorong pada tindakan praktis, misal melakukan ritus agama, ikut aktivitas
politik, memilih pekerjaan, berbisnis, memlih pasangan hidup. Dalam kehidupan
praktis kita juga menemukan sesuatu yang negatif misal perang, pembunuhan
manusia, perusakan alam. Tentu semua memliki system pemikiran. Tugas filsafat
tentu memikirkan semua tindakan manusia, fenomena alam, kemudian mendialogkan
dengan akal sehat, merefleksikan pikiran secara intensif dan ekstensif, Lalu apa
ukuran dari kebenaran suatu tindakan? Lalu apakah ada kearifan dalam tindakan
itu? Misal juga kenapa orang beragama dan mengapa orang bertindak atas nama
doktrin agama? Apa fungsi Negara bagi kesadaran manusia? Apa dampak negative
teknologi pada kehidupan praktis manusia? Kenapa indeks pembangunaan manusia
suatu Negara status kualitas rendah? Kenapa biaya rumah sakit mahal? Kenapa
biaya pendidikan mahal? Kenapa lembaga pedidikan seperti penjara? Semua
pemkiran ilmu memiliki dasar kegelisahan atau rumusan masalah yang tentu saja
berasal dari realitas, Pemikiran filsafat pun adalah analisa dan refleksi dari
realitas hidup, karena filsafat adalah bagian hidup manusia, Sehingga bicara
fungsi filsafat sebagai alat bantu memahami hidup praktis sungguh penting.
3 komentar:
Sampeyan kuliah di al-farabi mas??..
Kalo boleh minta info administrasinya mas.. hehe..
Saya kuliah untuk diri saya sendiri.
youtube
youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube mp4 youtube youtube youtube youtube youtube youtube youtube. youtube youtube youtube
Posting Komentar